Sponsored

kolom search
ketik saja apa yang mau kalian search lalu klik yg kolom dari "web" karena hasil search dari google

musik search

SYALOM kami cah bethel community mengucapkan selamat datang di blog ini, sebarkan blog ini ke semua orang, terima kasih TUHAN memberkati

Senin, 03 November 2003

kisah nyata yang tak perlu terulang

"Kisah Nyata Yang tidak Perlu Terulang"
by Boaz Sinjaya on Thursday, August 19, 2010 at 6:33am

Sepasang suami isteri - seperti pasangan lain dikota-kota besar yang sibuk dengan pekerjaan/urusan'nya meninggalkan anak diasuh pembantu rumah sewaktu mereka bekerja
Seorang anak tunggal dari pasangan suami - istri, anak perempuan cantik berusia tiga setengah tahun. Sendirian ia di rumah dan kerap kali dibiarkan / ditinggal dirumah, sang pembantunya karena sibuk bekerja di dapur. Bermainlah dia seorang diri di ayun-ayunan  yang dibeli ayahnya, ataupun memetik bunga dan lain-lain di halaman rumahnya.
Suatu hari dia melihat sebatang paku karat. Dan ia pun mencoret lantai tempat mobil ayahnya diparkirkan , tetapi karena lantainya terbuat dari marmer maka coretan tidak kelihatan. Dicobanya lagi pada mobil baru ayahnya, mobil itu bewarna gelap, maka coretannya tampak jelas. Dan anak inipun membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya. ( pikirnya ntar kalau ayah dan ibu pulang mau ditunjukin karena anak tersebut merasa kesepian dan sayang kepada kedua orang tuanya ). Hari itu ayah dan ibunya bermotor ke tempat kerja karena ingin menghindari macet. Sebelah kanan mobil sudah penuh coretan maka ia beralih kesebelah kiri mobil. Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan ayam, kucing dan lain sebagainya mengikut imaginasinya. Kejadian itu berlangsung tanpa disadari oleh si pembantu rumah.
Saat kedua orang tua'nya pulang petang, terkejutlah pasangan suami istri itu melihat mobil yang baru setahun dibeli dengan bayaran kridit yang masih lama lunasnya. Si bapakyang belum lagi masuk ke  dalam rumah ini pun terus menjerit, "Kerjaan siapa ini !!!"
.... Pembantu rumah yang tersentak dengan jeritan itu berlari keluar.. Mukanya merah padam ketakutan lebih-lebih melihat wajah bengis tuannya. Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepada pembantunya..., Sang pembantu dengan takut menjawab  Saya tidak tahu..tuan." "Kamu dirumah sepanjang hari, apa saja yg kaulakukan?" hardik si isteri lagi.
Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari kamarnya. . Dengan penuh manja dia berkata "Dita yg membuat gambar itu ayahhh.. cantik ...kan!"  katanya sambil memeluk ayahnya dan  bermanja karena senang  ayah dan ibunya sudah pulang rumah ....
Si ayah yang sudah hilang kesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari pohon di depan rumahnya, terus dipukulkannya berkali-kali ke telapak tangan anaknya . Si anak yang tak mengerti apa apa menagis kesakitan, pedih sekaligus ketakutan. Puas memukul telapak tangan, si ayah memukul pula belakang tangan anaknya.
sedangkan Si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan merasa puas dengan hukuman yang dikenakan. Pembantu rumah terbengong, tidak tahu harus berbuat apa...
Si ayah cukup lama memukul-mukul tangan kanan dan kemudian ganti tangan kiri anaknya. Setelah si ayah masuk ke rumah diikuti si ibu, pembantu rumah tersebut menggendong anak kecil itu, membawanya ke kamar.

Dia terperanjat melihat telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil luka-luka dan berdarah. Pembantu rumah memandikan anak kecil itu. Sambil menyiramnya dengan air, dia ikut menangis. Anak kecil itu juga menjerit-jerit menahan pedih saat luka-lukanya itu terkena air..
Lalu si pembantu rumah menidurkan anak kecil itu. Si ayah sengaja membiarkan anak itu tidur bersama pembantu rumah. Keesokkan harinya, kedua belah tangan si anak bengkak. Pembantu rumah mengadu ke majikannya. "Oleskan obat saja!" jawab bapak si anak.
Pulang dari kerja kedua orang tua,  tidak memperhatikan anak kecil itu yang menghabiskan waktu di kamar pembantu.
Si ayah konon mau memberi pelajaran pada anaknya. Tiga hari berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si ibu juga begitu, meski setiap hari bertanya kepada pembantu rumah.
"Dita demam, Bu"...jawab pembantunya ringkas. "Kasih minum panadol aja ," jawab si ibu. Sebelum si ibu masuk kamar tidur dia menjenguk kamar pembantunya. Saat dilihatanaknya Dita dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lagi pintu kamar pembantunya.
Masuk hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhu badan Dita terlalu panas. "Sore nanti kita bawa ke klinik.. Pukul 5.00 sudah siap" kata majikannya itu. Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawa ke klinik. Dokter mengarahkan agar ia dibawa ke rumah sakit karena keadaannya susah serius. Setelah beberapa hari di rawat inap dokter memanggil bapak dan ibu anak itu.
"Tidak ada pilihan.." kata dokter tersebut  mengusulkan agar kedua tangan anak itu dipotong karena sakitnya sudah terlalu parah dan infeksi akut..."Ini sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawanya maka kedua tangannya harus dipotong dari siku ke bawah" kata dokter itu.
Si bapak dan ibu bagaikan terkena halilintar mendengar kata-kata itu. Terasa dunia berhenti berputar tapi apa yg dapat dikatakan lagi.
Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan berat hati dan lelehan air mata isterinya, si ayah bergetar tangannya menandatangani surat persetujuan pembedahan. Keluar dari ruang bedah, selepas obat bius yang disuntikkan habis,si anak menangis kesakitan. Dia juga keheranan melihat kedua tangannya berbalutkasa putih.
Ditatapnya muka ayah dan ibunya. Kemudian ke wajah pembantu rumah. Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis. Dalam siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan air mata. "Ayah.. ibu... Dita tidak akan melakukannya lagi.... Dita tak mau lagi ayah pukul. Dita tak mau jahat lagi... Dita sayang ayah..sayang ibu.", katanya berulang kali membuatkan si ibu tidak bisa menahan rasa sedihnya. "Dita juga sayang Mbok Narti.." katanya memandang wajah pembantu rumah, sekaligus membuat wanita itu meraung histeris.
"Ayah.. kembalikan tangan Dita. Untuk apa diambil.. Dita janji tidak akan mengulanginya lagi! Bagaimana caranya Dita mau makan nanti ?... Bagaimana Dit amau bermain nanti ?... Dita janji tidak akan mencoret-coret mobil lagi, " katanya berulang-ulang. Serasa hancur hati si ibu mendengar kata-kata anaknya. Meraung-raung dia sekuat hati namun semua sudah terjadi dan yang sudah terjadi tiada manusia dapat menahannya. Nasi sudah jadi bubur. Pada akhirnya si anak cantik itu meneruskan hidupnya tanpa kedua tangan dan ia masih belum mengerti mengapa tangannya tetap harus dipotong meski sudah minta maaf...
Namun...., si Anak dengan segala keterbatasan dan kekurangannya tersebut tetap hidup tegar bahkan sangat sayang dan selalu merindukan ayahnya...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar